Wednesday 9 March 2016

PENUKAR PANAS (PLATE HEAT EXCHANGER)

PENUKAR PANAS(PLATE HEAT EXCHANGER) 


I.         TUJUAN PERCOBAAN
       Setelah praktikum ini mahasiswa dapat:
1.      Menjelaskan prinsip-prinsip perpindahan kalor atau panas
2.  Menjelaskan prinsip kerja alat penukar kalor (heat exchanger).
3.  Mengenal Jenis-jenis Peralatan Heat Exchanger
4.  Menghitung beda /temperature suhu rata-rata logaritmik atau Logarithmic Mean Temperature Difference (∆TLMTD).
5.      Mengkalibrasi alat ukur laju alir dan alat ukur suhu.


II.      TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Dasar
Proses perpindahan panas yang terjadi karena perbedaan temperatur yang merupakan driving force (gaya dorong) sehingga terjadi aliran perpindahan panas dari bagian temperatur tinggi ke temperatur yang lebih rendah. Ada 3 cara mekanisme perpindahan panas, yaitu :
1.    Perpindahan Panas secara Konduksi (rambatan).
Dapat terjadi pada padatan, cairan dan gas. Panas yang timbul pada konduksi di transfer antara molekul yang berdekatan. Pada konduksi, energi bisa juga ditransfer dengan energi bebas yang sungguh penting pada Metalic Solid.  
Contohnya : perpindahan panas melalui dinding Heat exchanger  atau suatu Refrigerator.
Teori dasar perpindahan kalor secara konduksi adalah hukum Fourier :

keterangan :
dQ/dt     =   jumlah kalor yang dipindahkan per satuan waktu
k            =   konstanta perpindahan kalor material/bahan
A           =   luas penampang kontak perpindahan
-dT/dx   =   kecepatan perubahan temperatur yang tergantung pada jarak lintasan panas yang pindah pada benda padat (ketebalan logam)

Dalam keadaan steady,  maka harga dQ/dt dari persamaan di atas tetap sehingga dapat di ganti dengan q, sehingga persamaan tersebut menjadi :
q = k. Aavg. (T2-T1) / (x2-x1)
keterangan :
A           =   luas permukaan yang berlangsungnya perpindahan panas rata-rata
(T2-T1)    = merupakan daya dorong (driving force) untuk terjadinya perpindahan kalor antara 2 titik perpindahan.
(x2-x1)    =  jarak perpindahan

Sebagai penghambat berlangsungnya perpindahan dapat dirumuskan sebagai berikut :
R = X / (k.A)
Dengan R adalah tahanan / hambatan terhadap berlangsungnya perpindahan kalor.


Perpindahan Kalor pada Lempeng Berlapis Tebal
Bila tiga lapis padatan yang tersusun paralel maka perpindahan kalor per satuan waktu (q) ditentukan oleh karakteristik dari ketiga padatan tersebut, maka :

 Gambar 1. Profil Penurunan Temperatur pada dinding berlapis tiga macam bahan 

2.      Perpindahan Panas secara Konveksi
Perpindahan panas yang terjadi akibat ada aliran dari massa, yaitu dengan adanya pergerakan molekuler. Perpindahan Panas secara konveksi terbagi dua, yaitu konveksi alamiah/bebas dan konveksi paksa. Perpindahan kalor yang terjadi antar dua fluida (cairan dan gas) pada umumnya disertai dengan terjadinya perpindahan massa, baik pada konveksi alamiah ataupun konveksi paksa.

Gambar 2. Profil penurunan temperatur pada fuida panas dan fluida dingin yang dibatasi oleh dinding yang berterak (scale).

Perpindahan panas yang terjadi antara dua fluida yang dipisahkan oleh lempengan dengan ketebalan tertentu dan pengaruh kotoran/kerak. Pada Gambar 2 diperlihatkan perpindahan kalor dari fluida 1 dengan temperatur rata-rata fluida t1 melalui lempeng sebagai pemisah antara aliran fluida 1 dan aliran fluida 2, t2 merupakan temperatur fluida 2, tebal dinding pemisah antara kedua fluida.
Persamaan neraca energi 3 dimensi yang berlangsung dapat dituliskan sebagai berikut :
Cp (T/t + T/x + T/y + w T/z) = k (T2/x2 + T2/y2 + T2/z2 ) + Q + φ
 (sumber : Perry’s Chemical Engineering Handbook)

Simbol φ adalah kalor hilang yang dipengaruhi oleh kekentalan / viskositas fluida. Q adalah kalor yang diserap oleh media/reagen. Pada proses perpindahan energi antara dua fluida seperti digambarkan di atas, ada pengaruh yang terjadi di perbatasan antara kedua fluida tersebut dengan lempeng pemisah.
Dengan penyempurnaan/penurunan berbagai persamaan, untuk perpindahan kalor secara konveksi dapat disajikan oleh persamaan :
dq = h1 . d A1 (t1 – t2)
                                                            = h0 . d A0 (t5 – t7)



3. Perpindahan Panas secara Radiasi
Radiasi adalah perpindahan panas yang terjadi tanpa memerlukan medium penghantar, biasanya diakibatkan  adanya gelombang elektromagnetik. Contohnya, energi sinar matahari ke bumi.

Pada fluida yang berbeda temperaturnya juga terjadi perpindahan panas, ini disebabkan karena perpindahan panas terjadi karena aliran pergerakan molekuler dari fluida yang bertemperatur tinggi ke fluida yang bertemperatur lebih rendah. Keadaan ini akan terus berlangsung hingga kedua fluida telah memiliki suhu yang sama atau telah terjadi kesetimbangan thermal.

Aplikasi perpindahan panas dalam dunia industri terdapat pada alat-alat seperti: Plate Heat exchanger, ketel didih (boiler), evaporator, condensor dan furnace.

2.2. Koefisien Perpindahan Panas Keseluruhan
            Dalam pengujian alat penukar kalor dilakukan pengukuran suhu antara kedua fluida dengan permukaan lempeng, sehingga koefisien perpindahan kalor yang digunakan dalam perhitungan kebutuhan luas permukaan perpindahan digunakan koefisien perpindahan keseluruhan (U). Dengan demikian, persamaan yang digunakan berdasarkan pada perbedaan suhu rata-rata antara kedua fluida yang mengalami penukaran kalor.

Q = UA (t1 – t7)
keterangan :
Q           = jumlah panas yang berpindah per satuan waktu.
U           = koefisien perpindahan panas keseluruhan
                
(t1 – t7) =  ∆T LMTD = selisih temperatur/ aliran panas rata-rata
A           =  luas permukaan kontak perpindahan panas

Pada proses perpindahan panas secara konveksi dapat terjadi berbagai jenis konveksi, dari konveksi alamiah yang berdasarkan pada perbedaan berat jenis fluida, konveksi paksa laminer, sampai konveksi paksa turbulen dan lain-lain atau konveksi yang tergantung pada fluida yang terlibat. Penggambaran dari berbagai macam faktor tersebut dapat disajikan melalui persamaan sebagai berikut:
NNu = q . NRe. NPr. NGr.

Keterangan :

NNu =  Bilangan Nuselt  =  h.D/k
NRe  =  Bilangan Reynold = D.G/µ  = r .D .v / µ
NGr =  Bilangan Grashoff = D3 . r2. g . b . DT / µ2
NPr =  Bilangan Prandtl = µ . c . k
G     = laju massa fluida (kg/cm2.dt)
µ     = viskositas fluida (kg/m.dt)
b     = koefisien pengembangan termal (1/oC)
c      = kalor / panas spesifitk (Joule/kg.oC)
D     = diameter aliran (m)
k      = konduktivitas thermal (Joule/dt.m2 atau C/m)
r     = densitas / berat jenis (kg/m3)
g      = gaya gravitasi (9,8 m/dt2)
DT   = perbedaan temperatur log rata-rata (K)
q      =  sudut kontak antara permukaan dengan garis horizontal (dimensionless)
v      = laju alir fludia (m/dt).


2.3. Selisih Temperatur Rata-Rata Sepanjang Heat Exchanger

Aliran fluida panas dan aliran fluida dingin pada heat exchanger dapat dialiran secara secara dan berlawanan arah, yaitu :
-          Aliran Berlawanan Arah (Counter Current Flow) → dimana arah aliran fluida panas berlawanan arahnya dengan  arah aliran fluida dinginnya.

Gambar 12. Grafik Selisih Temperatur sepanjang Heat Exchanger aliran berlawanan

∆T1 = Tha – Tcb
∆T2 = Thb – Tca

-          Aliran Searah (Parallel flow/ CoCurrent)→ dimana arah aliran fluida panas searah dengan arah aliran fluida dinginnya.
Gambar 13. Grafik Selisih Temperatur sepanjang Heat Exchanger aliran bersearah
∆T1 = Tha – Tca
∆T2 = Thb – Tcb

Selisih temperature rata-rata sepanjang heat exchanger untuk kedua jenis aliran fluida adalah ∆TLMTD dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

∆T2 -∆T1
∆TLMTD =  --------------
ln (∆T2/∆T1)

∆T1 dan ∆T2 dihitung sesuai dengan aliran searah atau aliran berlawanan.
2.4. Perhitungan Jumlah Panas yang Dipindahkan
Panas yang dilepas oleh fluida pemanas ke fluida dingin jumlahnya dapat dihitung;
Qo = Mo . cpo . DT
Keterangan  :
-       Mo        : Laju massa fluida panas (kg/jam)
-       cpo       : panas spesifik fluida panas pada suhu masuk (J/kg.K)
-       DT       : perbedaan suhu fluida panas keluar – masuk (K)

Panas yang diterima oleh fluida dingin dari fluida panas dapat dihitung, Q1.
Q1 = M1 . cp1 . DT
Keterangan :
-       M1        : Laju massa fluida dingin (kg/jam)
-       cp1       : panas spesifik fluida dingin pada suhu masuk (J/kg.K)
-       DT       : perbedaan suhu fluida dingin keluar – masuk (K)


2.5. Jenis- jenis Heat Exchanger di dalam Gambar


Gambar 3.  Plate Heat exchanger; (a) General Layout, (b) Detail of Plate design

Gambar 4. Plate Heat Exchanger

Gambar 5. Sistem Sirkulasi pada Plate Heat Exchanger

Gambar 6. Spiral Heat Exchanger

Gambar 7. Disk Heat Exchanger

Gambar 8. Tube  in Tube Heat Exchanger

Gambar 9. Shell and Tube Heat Exchanger

Gambar 10. Double Pipe Heat Exchanger

Gambar 11. Heat Excanger untuk Berbagai Fungsi




III.   PERALATAN
-          Heat exchanger
-          Heater
-          Pompa
-          Stop watch
-          Termometer
-          Gelas ukur
-          Rota meter

IV.   BAHAN
-          Fluida panas (hot water)
-          Fluida dingin (cold water)

V.  CARA KERJA

Gambar 6. Skema Rangkaian Alat  Plate Heat Exchanger

5.2. Keselamatan Kerja
Untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja maka perlu diperhatikan beberapa hal yaitu:
1.   Karena menggunakan pemanas air dengan kompor gas LPG, maka periksa dengan teliti apakah selang gas dalam kondisi baik, tidak bocor, ditandai dengan tidak adanya bau gas LPG yang khas (bau durian). Jika berbau gas periksa dan betulkan dengan seksama.
2.   Hidupkan kompor gas menggunaan mantik api khusus untuk kompor gas.
3.   Peralatan Plate Heat Exchanger sebagian terbuat dari gelas terutama thermometer yang mudah pecah. Hidari benturan dengan benda keras.
4.   Hati-hati terhadap bahaya konslet dengan listrik karena menggunakan listrik  dan banyak air.
5.   Gunakan baju lab selama bekerja.

5.2. Langkah Kerja (Prosedure Kerja):
1.   Menghubungkan selang-selang sesuai dengan kedudukannya. Untuk cold water selang dihubungkan dari kran air menuju ke saluran masuk Heat Exchanger, sedang untuk hot water selang dihubungkan dari bak penampungan air panas menuju ke pompa dan dari pompa menuju ke saluran masuk Heat Exchanger. Biasannya sudah terhubung.
2.   Masukkan air ke dalam tangki sampai 80% isi tangki.
3.   Lakukan kalibrasi pembacaan terhadap 4 buah thermometer yang akan dipergunakan.
Caranya (kalibrasi dilakukan sebelum tangki sumber air panas dipanaskan):
Alirkan air dari kedua sumber yakni dari keran dan dari tangki (1) dengan laju alir yang sama dan dengan temperatur konstan (temperatur kamar)  pada kedua aliran yang dilewati oleh ke 4 termometer, catat berapa pembacaan ke empat termometer masing-masing terhadap temperature air dari sumber yang sama (temperature yang sama). Ambil salah satu dari ke empat termometer sebagai thermometer standar, dapatkan angka koreksi pembacaan untuk ketiga termometer yang lain dengan mengurangi angka bacaan termometer standar dengan termometer yang lain. Gunakan angka koreksi tersebut untuk mengoreksi setiap data dari pembacaan yang ditunjukkan oleh termometer yang lain.
4.   Hidupkan heater  pemanas tangki air untuk menaikan temperature sumber sesuai lembaran tugas.
5.   Menghidupkan pompa dan membuka katup/ kran hot water sesuai dengan laju alir yang ditugaskan, lihat flowmeter indicator.
6.   Membuka katup/ kran cold water sesuai dengan laju alir yang ditugaskan, lihat  flowmeter indikator.
7.   Biarkan Heat Exchanger bekerja selama minimal 5 menit untuk tiap kali penyetelan laju alir fluidanya.
8.   Mengambil data pengamatan setiap 5 menit. Data tersebut adalah berupa temperatur fluida panas masuk (Tha), temperatur fluida dingin masuk (Tca), temperatur fluida panas keluar (Thb) dan temperatur fluida dingin keluar (Tcb).
9.   Menghitung  ∆TLMTD  berdasarkan data yang diperoleh.




VI. FORM DATA PERCOBAAN

Tanggal percobaan:                                                                                 
Nama Praktikan   : ………………………………  NIM    ……………………….
                                    ………………………………                ……………………….
                                    ………………………………                ……………………….
     ………………………………                ……………………….
     ………………………………                ……………………….
     ………………………………                ……………………….

Kalibrasi Termometer :                                        suhu air: suhu kamar =           oC
Termometer
Pembacaan suhu
Selisih pembacaan terhadap standar (Angka koreksi)
1
(sebagai standar)

0
2


3


4



Kalibrasi rotameter aliran panas (dapat menggunakan air dingin biasa dulu)  sebagai berikut :
Titik ke
Laju di Rotameter
[F1] (ltr/jam)
Laju sebenarnya
(kg/jam)
Suhu
oC
1


Suhu kamar =
2



3



4




Kalibrasi rotameter aliran dingin (dapat menggunakan air dingin biasa dulu)  sebagai berikut :
Titik ke
Laju di Rotameter
[F2] (ltr/jam)
Laju sebenarnya
(kg/jam)
Suhu
oC
1



2



3



4






Percobaan 1. Aliran Panas Tetap
No.
Fluida Panas
Fluida Dingin
Laju fluida (l/jam)
Suhu masuk (oC)
Suhu keluar
(oC)
Laju fluida (l/jam)
Suhu masuk
(oC)
Suhu keluar
(oC)
1
100


100


2
100


150


3
100


200


4
100


250



Percobaan 2. Aliran dingin Tetap
No.
Fluida Panas
Fluida Dingin
Laju fluida (kg/jam)
Suhu masuk (oC)
Suhu keluar
(oC)
Laju fluida (kg/jam)
Suhu masuk
(oC)
Suhu keluar
(oC)
1
100


150


2
150


150


3
200


150


4
250


150



Percobaan 3. Aliran Dingin Tetap
No.
Fluida Panas
Fluida Dingin
Laju fluida (kg/jam)
Suhu masuk (oC)
Suhu keluar
(oC)
Laju fluida (kg/jam)
Suhu masuk
(oC)
Suhu keluar
(oC)
1
150


125


2
150


175


3
150


200


4
150


225


Keterangan: laju alir bisa diubah sesuai dengan kemampuan pompa/ jalur pendingin/ air umpan yang tersedia.

                        Lhokseumawe,             2015
                        Mengetahui,



    (Ir. Sariadi, MT.)
PERTANYAAN/ TUGAS:

1.  Gambar grafik kalibrasi laju alir sebenarnya vs laju alir rotameter dari aliran fluida panas dan fluida dingin ?
2.  Berapa factor koreksi pembacaan keempat buah thermometer?
3.  Hitung kalor yang dilepas fluida panas Q2 dan kalor yang diterima/ diserap fulida dingin, Q1
4. Hitung kalor yang hilang kelingkungan?
5.  Berapa efisiensi panas peralatan ini?
6. Dapatkan h dengan menggunakan tabel yang tersedia, cari   k   rata-rata baja (steel) dan seng pada temperatur fluida panas masuk (buat interpolasinya dan ubah ke satuan SI) dan kalor yang berpindah, Q adalah kalor yang diterima / diserap oelh fluida dingin Q1 untuk rata-rata waktu proses (J/menit).


DAFTAR PUSTAKA:
1.      Kern D.Q, Process Heat Transfer, McGraw Hill, 1983
2.      Geankoplis JC, Transport Processes and Unit Operatations, The Ohio State Univercity Scond Editions, 1983.
3.      McCabe and Theile, Unit Operations Of Chemical Engineering, Fifth Editions, McGraw-Hill International, 1993.


TAKARIR


O
-       Over all Coeficience heat transfer: Koefisien perpindahan panas keseluruhan (U)

P
-       Panas laten: di sertai dengan perubahan fase seperti kondensasi (pengembunan) dan vaporasi (penguapan).
-       Panas sensibel: kenaikan atau penurunan suhu, tanpa disertai dengan perubahan fase


S
-       Superheated: uap yang dipanaskan lanjut
-       Subcooled: kondensasi/ pendinginan lanjut

T
-       Temperatur range: kisaran perubahan temperature fluida





















LAMPIRAN 1. SIFAT BEBERAPA BAHAN LOGAM DAN BAHAN LAINNYA
Tabel 4. Sifat-sifat (properties) dari beberapa baja campuran (alloy) AISI rendah

Tabel 5. Konduktivitas Thermal dari beberapa cairan
 
LAMPIRAN 2. DATA SPESIFIKASI ALAT PLATE HEAT EXCHANGER


Data spesifikasi peralatan penukar panas di Laboratorium Operasi Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe.

Tipe                                               : Penukar Panas Lempeng
Bahan                                            : Baja 50 %
                                                        Seng 50 %
Luas permukaan kontak                : ± 1,00 m2 (selama keping lempeng yang dipakai sejumlah 25 lempeng).
Diameter aliran fluida                   : ± 2,8 mm
Tekanan operasi maksimum          : 3 bar
Temperatur operasi maksimum      : 100oC


















LAMPIRAN 3. CONTOH PERHITUNGAN


1.   Perhitungan jumlah yang diterima oleh aliran fluida dingin
Aliran Fluida dingin masuk:
Density air: 1 kg/ l
Cp: 4,187 KJ/kg.K
Tca = T1: 25oC (data) = 273 + 25 = 298 K
Temperatur reference/ datum: 0 oC = 273K
M1 = 145 l/jam = 145 l/jam x 1kg/l = 145 kg/jam
Q1   = M1.cp.(T1-To)
Q1   = 145 kg/jam x 4,187 KJ/Kg.K x (298 -273) K
Q1   =   
Aliran Fluida dingin keluar:
Density air: 1 kg/ l
Cp: 4,187 KJ/kg.K
Tcb = T2: 40oC (data) = 273 + 40 = 313 K
Temperatur reference/ datum: 0 oC = 273K
M2 = M1= 145 l/jam = 145 l/jam x 1kg/l = 145 kg/jam
Q2   = M2.cp.(T2-To)
Q2   = 145 kg/jam x 4,187 KJ/Kg.K x (313 -273) K
Q2   =  

Panas yang diterima oleh fluida dingin dari aliran fluida panas adalah:
QTc = Q2 – Q1 =



2.   Perhutungan jumlah panas yang dilepas oleh aliran fluida panas
Aliran Fluida panas masuk:
Density air: 1 kg/ l
Cp: 4,187 KJ/kg.K
Tha = T3: 65oC (data) = 273 + 65 = 338 K
Temperatur reference/ datum: 0 oC = 273K
M3 = 200 l/jam = 200 l/jam x 1kg/l = 200 kg/jam
Q3       = M3.cp.(T3-To)
Q3       = 145 kg/jam x 4,187 KJ/Kg.K x (338 -273) K
Q3       =

Aliran Fluida panas keluar:
Density air: 1 kg/ l
Cp: 4,187 KJ/kg.K
Thb = T4: 45oC (data) = 273 + 45 = 318 K
Temperatur reference/ datum: 0 oC = 273K
M4 = 200 l/jam = 200 l/jam x 1kg/l = 200 kg/jam
Q4       = M4.cp.(T4-To)
Q4       = 145 kg/jam x 4,187 KJ/Kg.K x (318 -273) K
Q4       =

Jumlah panas yang dilepas oleh fluida panas:
QLh = Q4 - Q3
QLh =

3.   Perhitungan jumlah panas yang hilang ke lingkungan sekitar
QH = QLh – QTc
QH =  




4.   Perhitungan selisih temperature rata-rata sepanjang HE, ∆TLMTD
Untuk aliran searah:
∆T1 = Tha -Tca = (65 - 25) oC
∆T2 = Thb –Tcb = (45 – 40) oC

                        ∆T2- ∆T1        (45 – 40) - (65 - 25) oC
∆T LMTD =   ----------------- = ---------------------------- =
                        ln ∆T2/∆T1     ln (45 – 40)/(65 - 25) oC

No comments:

Post a Comment